“Jika kamu tidak memiliki rasa malu, maka
berbuatlah semaumu!” Demikian suatu hari sang
junjungan yang paling mulia, Nabi Muhammad
SAW bersabda, yang mengingatkan agar kita
selaku umatnya memiliki rasa malu. Malu dalam
arti ketika melakukan sesuatu yang dilarang
agama, bukan malu dalam melakukan kebaikan.
Tapi yang terjadi sekarang, banyak orang tidak
malu atau bangga dalam melakukan
kemaksiatan. Sungguh jauh dari perintah
Rasulullah untuk malu ketika berbuat yang
dilarang agama. Salah satu yang saat ini
dibanggakan banyak orang adalah mendukung
perbuatan zina. Entah dukungan terhadap hal
yang mendekati zina, atau malah yang benar-
benar mendukung perbuatan zina sungguhan.
Na ’udzubillah.
Untuk contoh perbuatan mendekati zina sudah
menjadi makanan kita sehari-hari di jalan. Cukup
banyak anak muda yang asyik masyuk
berpelukan di atas kendaraan roda dua. Juga ada
yang terang-terangan berduaan di sisi jalan raya.
Saya yakin, mayoritas remaja itu rata-rata
beragama Islam. Bahkan tidak jarang terdapat
perempuan berjilbab, juga terjebak dalam aksi
maksiat masal tersebut.
Yang kedua, hampir di seluruh media massa di
hari-hari ini sibuk mendukung program
(katanya) internasional yang menggalakkan
perang terhadap HIV/AIDS. Puncaknya
diperingati pada 1 Desember setiap tahun, yang
disebut Hari AIDS Sedunia. Moto yang
digaungkan, kampanye menggunakan kondom
ketika melakukan hubungan agar tidak terjangkit
virus yang membunuh orang secara perlahan
itu.
Sungguh aneh. Bukannya program pelarangan
untuk berhubungan bebas, malah
menganjurkan berhubungan bebas. Namun,
diembel-embeli harus menggunakan kondom
agar tidak terjangkitHIV/AIDS!
Puncak kedahsyatan program kondom itu
adalah pemberitaan media televisi pada Kamis, 13
Desember 2007 lalu, tentang adanya satu
kontainer kondom impor masuk Indonesiayang
berasal dari Jerman. Apakah satu peti raksasa itu
akan dipergunakan untuk mendukung program
menggunakan kondom atau tidak, saya kurang
mengetahui pasti. Yang jelas dari informasi itu
disebutkan, rencananya didaur ulang untuk
digunakan di Indonesia.
Ada hal yang cukup membuat hati saya miris
dan mungkin juga ada orang merasa seperti
saya, jika membaca berita BPost edisi 3
Desember 2007 di halaman utama. Isinya,
tentang serunya suasana sebuah lokasi (katanya)
eks lokalisasi di Pembatuan Banjarbaru.
Tidak tanggung-tanggung, yang terjadi di sana
ketika itu adalah Perlombaan Memasang
Kondom yaitu dengan cara adu cepat
memasang kondom ke suatu benda yang
hampir mirip dengan (maaf) kemaluan laki-laki.
Acara yang ‘seru’ itu digagas oleh Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), didukung
Pemko Banjarbaru dengan mengusung tema
Kenakan Kondom atau Kena!
Semakin menyedihkan adalah salah satu dari
kutipan dalam berita itu: ‘Selama lomba
berlangsung, Kepala Dinas Kesehatan Banjarbaru
dr Nurleny Saleh terus mengimbau penghuni
lokalisasi itu menggunakan kondom saat
melayani tamu, untuk mencegah penularanHIV/
AIDS. “Semua orang bisa terkena virus itu, tetapi
semua orang juga bisa mencegahnya. Salah
satunya dengan menggunakan kondom dan tak
ganti-ganti pasangan, ” katanya.
Berita BPost edisi Rabu, 4 Desember 2007, Ketua
TP PKK Kota Banjarbaru Hj Rosdiawati Rudy
Resnawan menyatakan: “Sebenarnya Lomba
Pasang Kondom dalam rangka Hari AIDS
Sedunia itu, bertujuan menyosialisasi
pencegahan penyebaranHIV/AIDS melalui
penggunaan kondom bagi penghuni lokalisasi.
Walau di sisi agama memang terkesan negatif,
melegalkan kegiatan prostitusiyang dilakukan
PSK. Namun tujuannya baik, terkait
pemberantasan HIV/AIDS termasuk di Kota
Banjarbaru. ” Namun, menurut saya, hal itu tetap
saja secara tidak langsung mengesahkan praktik
zina dengan diperhalus melalui kondom.
Saya malah lebih mendukung pernyataan
beberapa warga yang tercantum di BPost dalam
Rubrik Apa Kata Mereka. Ada yang menyatakan,
kampanye menggunakan kondom bukan solusi
untuk memberantas HIV/AIDS. Kampanye
besar-besaran yang seharusnya dilakukan untuk
memberantas penyakit yang belum ditemukan
obatnya itu, adalah kampanye menghindari
perbuatan seks bebas atau zina.
Apakah kurang jelas firman Allah dalam QS Al-
Israa ’ ayat 17: Walaa taqrabuz zinaa, innahuu
kaana faahisyataw wa saa’a sabiilaa. Artinya: Dan
janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya
zina itu adalah suatu perbuatanyang keji dan
jalan yang buruk.
Dari ayat itu jelas mendekati zina saja dilarang
oleh Allah, apalagi sampai menjerumuskan diri
ke dalamnya. Jika pejabat dan publik figuryang
berpendidikan saja menganjurkan PSK
menggunakan kondom saat melayani tamunya,
hal itu secara tidak langsung dan halus sama saja
mengatakan kepada mereka dan juga
masyarakat: “Silakan berzina!” Wallahu a’lam bish
shawaab.